Sejak kecil kita selalu mendengar pepatah: menabung sedikit-sedikit, lama -lama jadi bukit. Namun pada prakeknya, bisakah kita disiplin dlam menabung sedikit demi sediktt? Yang terjadi malah kita cenderung mudah mengeluarkan uang utk hal-hal yang kurang perlu. Sebelum kita mengeluarkan uang, mestinya kita bisa bertanya apakah hal tersebut merupakan Needs (kebutuhan) atau Wants (keinginan).
Apakah kita benar perlu membeli gadget baru? Atau itu adalah keinginan kita supaya mengikuti tren dan tidak malu? Seorang teman mengeluh kepada saya bahwa menjelang launching blackberry 10, anaknya sudah merencanakan untuk membelinya. Padahal di rumah ada 3 buah blackberry lama yg tidak dipakai.
Pengalaman saya sendiri yang tergiur dengan promo ticket pesawat Budget Air harga Rp 0,- mendorong saya utk berlibur sekeluarga ke singapore.Ternyata hanya tiket pergi dari Jakarta-Singapore yang mendapatkan harga promo Rp 0-, sedangkan untuk tiket pulangnya harga normal. Dihitung-hitung biaya tiket murah plus dengan hotel 3 malam serta biaya makan dan jalan-jalan totalnya menjadi Rp 10 juta. Hal-hal seperti ini sangat sering kita hadapi. Kita masuk ke mal tanpa rencana belanja, tapi kemudian pulang dari mal dengan barang belanjaan yang tidak kita rencanakan sebelumnya. Godaan iklan dan promo, godaan mengikuti tren akhirnya menunda rencana kita untuk menyisihkan uang untuk berinvestasi. Kesimpulannya untuk menabung atau berinvestasi, itu memerlukan rencana dan disiplin.
Berapa besarnya tabungan yang harus saya sisihkan tiap bulan? Minimal 10 persen dari penghasilan anda. Lebih ideal lagi kalau bisa 30% dari penghasilan. Apakah cukup menabung di bank saja? Kita perlu memahami adanya faktor inflasi. Jika faktor inflasi di Indonesia adalah 8%, maka anda perlu mencari instrumen investasi yang hasilnya lebih dari 8%. Jika kita menabung di bank yang memerikan tingkat bunga deposito 5%, artinya uang yang kita tabung di bank akan berkurang 3% nilainya tiap tahun karena kalah dengan faktor inflasi 8%.
Berbagai Jenis Instrumen Investasi.
Investasi bisa dilakukan di berbagai instrumen, mulai dari obligasi, saham, emas, properti dan lain-lain. Intinya adalah carilah investasi yang kira-kira memberikan yield (imbal hasil) lebih tinggi dari tingkat inflasi tahunan. Prinsip berikutnya dalam berinvestasi adalah jangan menaruh seluruh telur dalam satu keranjang yang artinya lakukanlah diversifikasi dalam berinvestasi. Dengan memiliki diversifikasi dalam berbagai instrumen investasi, maka faktor resiko juga tersebar. Misalnya saja ketika harga salah satu instrumen investasi jatuh, ada kemungkinan instrumen investasi lain yang bisa menopang.
Reksadana. Reksadana saham memiliki resiko yang lebih besar namun memberikan potensi keuntungan yang lebih besar dibandingkan reksa dana pendapatan tetap (obligasi). Tetapkanlah tujuan dari investasi anda di reksa dana ini. Jika anda ingin melakukan investasi ke reksa dana untuk persiapan masa pensiun anda yang masih 20 tahun lagi, maka jangka waktu investasi anda cukup panjang sehingga tidak apa jika anda masuk ke reksadana saham yang beresiko sekalipun. Karena kalau pun nilai Reksa Dana Anda turun pada tahun ke-5 misalnya, Anda toh tetap baru akan memakai uangnya pada tahun ke-20. Dan saham, walaupun nilainya turun naik, secara jangka panjang umumnya menunjukkan trend yang menaik.
Biasanya panduannya adalah sebagai berikut:
Diatas 5 tahun sebaiknya pilih reksa dana Saham
Diatas 1 s/d 5 tahun sebaiknya reksa dana pendapatan tetap atau reksa dana campuran
Sampai dengan 1 tahun sebaiknya reksa dana pasar uang atau deposito bank
Unitlink Produk unitlink adalah produk kombinasi antara investasi dan asuransi. Sekarang ini unitlink menjadi salah satu alternatif dalam diversisfikasi berinvestasi karena didalamnya juga mengandung unsur asuransi yang diperlukan oleh para investor.
Logam Mulia. Dengan membeli logam mulia, contohnya emas, anda tidak perlu tertalu repot mengurusinya. Tinggal didiamkan saja maka harganya akan naik. Terkadang, harganya berfluktuatif dengan cepat. Kalau anda pintar, anda bisa beli di saat murah dan jual di saat tinggi.
Properti. Beberapa tahun terakhir ini kenaikan harga properti sangat menggiurkan. Secara teori, harga tanah akan selalu mengalami kenaikan, tidak mungkin turun seperti harga saham. Namun seberapa cepat meningkatnya harga properti itu yang tidak bisa diprediksi. Ada yang dalam waktu 3 tahun meningkat 2x lipat, ada yang membutuhkan waktu 10 tahun untuk meningkat 2x lipat. Faktor utama dari sukses tidaknya suatu properti adalah lokasi. Utamakan lokasi jika anda hendak membeli suatu properti baru hal-hal lainnya.
Mulailah menyisihkan penghasilan anda sedikit demi sedikit untuk digunakan sebagai tabungan atau investasi. Dengan disiplin berinvestasi maka tujuan finansial anda untuk memiliki sejumlah aset tertentu akan tercapai. Tidak perlu menunggu dalam jumlah besar, karena dalam jumlah ratusan ribu atau 1 juta rupiah per bulan saja, anda sudah bisa memulai untuk melakukan investasi.
Artikel ini telah dipublikasikan di majalah Cosmo Bikers Edisi 8/2013